Selasa, 10 November 2009

Santri Ikut Thariqah

Untuk postingan di halaman SPIRITUAL, saya banyak menyadur dari Habib Luthfi bin Yahya, di konsultasi spiritual majalah al kisah.
Kali ini ada pertanyaan dari seorang santri di sebuah pesantren yang tengah belajar ilmu syariat dan ilmu umum. Sang santri bertanya kepada Habib Lutfi, apakah boleh mengikuti bai'at thariqah, padahal masih belajar ilmu syariat.

Berikut jawaban dari Habib Lutfi bin Yahya :

Setiap muslim tentu boleh bahkan harus berusaha menjaga serta meningkatkan kualitas iman dan Islam di hatinya dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berthariqah. Namun berthariqah sendiri bukan hal yang sangat mudah. Karena, sebelum memasukinya, seseorang harus terlebih dulu mengetahui ilmu syariat. Tapi juga bukan hal yang sangat sulit, seperti harus menguasai seluruh cabang ilmu syariat secara mumpuni.

Yang diprasyaratkan untuk masuk thariqah hanya pengetahuan tentang hal-hal yang paling mendasar dalam ilmu syariat. Dalam aqidah, misalnya, ia harus sudah mengenal sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah. Dalam fiqih, ia sudah mengetahui tata cara bersuci dan shalat, lengkap dengan syarat, rukun, dan hal-hal yang membatalkannya, serta hal-hal yang dihalalkan atau di haramkan oleh agama.

Jika dasar-dasar ilmu syariat sudah dimiliki, ia sudah boleh berthariqah. Tentu saja ia tetap mempunyai kewajiban melengkapi pengetahuan ilmu syariatnya yang bisa dikaji sambil jalan. Syariat lainnya adalah umur yang cukup (min. 8 th), dan khusus bagi wanita yang berumah tangga harus mendapat izin dari suami. Jika semuanya sudah terpenuhi, saya (Habib Lutfi) mengimbau, segeralah ikut thariqah.

Semua thariqah, asalkan mu'tabarah, ajarannya murni dan silsilahnya bersambung sampai Rasulullah SAW, sama baiknya. Karena semua mengajarkan penjagaan hati dengan memperbanyak dzikrullah, istighfar, dan sholawat.

Yang terpenting, masuklah thariqah dengan niat agar kita bisa menjalankan ihsan. Jangan masuk thariqah karena khasiatnya atau karena cerita kehebatan guru-guru mursyidnya. Pengertian ihsan yang dimaksud adalah seperti yang tersebut dalam atas Nabi Muhammad SAW, "An ta'budallaha ka annaka tarahu, wa in lam yarah fa innahu yaraka". Engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, atau jika engkau ti
dak merasa melihat-Nya, Sesungguhnya Dia melitamu

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Blog SANTRI GARUT dot Com ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO